Walaupun
peperangan di Eropa telah berakhir tetapi karena semangat juang tentara Jepang
masih tinggi mengakibatkan Perang Pasifik terus berlangsug.walaupun kota-kota
penting di Jepang telah mengalami serangan bom dari Sekutu tetapi keadaan ini tidak
menyebabkan tentara Jepang menyerah.Karena tidak sabar akhirnya pada tanggal 6
dan 9 agustus 1945 Jepang dijatuhi bom atom oleh Sekutu.Dan akhirnya dalam
Perang Asia Timur Raya(Perang Dai Toa)Jepang mengalami kekalahan besar.Kaisar
Hiroto pun dengan terpaksa mengakui kekalahannya pada tanggal 14 Agustus 1945. Berita
tersebut lalu tersebar ke seluruh dunia dan berhasil diketahui oleh pemuda, dan
pemuda yang pertama kali mengetahuinya adalah Sutan Syarir pada sore harinya.
Lalu pada sore itu juga Sutan Syahrir pergi untuk menemui Bung Hatta.
Sutan
Syahrir :”Selamat sore…”
Bung Hatta :”Ya…selamat sore,
ada keperluan apakah kiranya anda Datang kemari Bung Sutan…?”
Sutan Syahrir :”Saya hanya ingin
memberitahukan bahwa saya telah mendengar berita kekalahan Jepang dari Sekutu.”
Bung Hatta :”Bagaimana anda
bisa mengetahui hal itu?Bukankah sudah semua stasiun radio milik kita di oleh
tentara Jepang?”
Sutan Syahrir :”Memang semua Radio
milik kita sudah di segel.Tapi, kami mendengar berita ini dari radio gelap yang
kami buat sendiri, bahkan kami selama ini mengamati jalannya perang secara
sembunyi. Bagaimana pendapat anda?”
Bung Hatta :”Ini adalah berita yang sangat
baik”
Sutan Syahrir :”Oh ya…bagaimana kalau
kita memanfaatkan kesempatan ini untuk memproklamasikan kemerdekaan. Dan saya
ada bagaimana kalau pernyataan kemerdekaan tidak dilakukan oleh PPKI.”
Bung Hatta
:”Memangnya kenapa?”
Sutan Syahrir :”Karena saya khawatir
bahwa kemerdekaan ini dicap Sekutu buatan Jepang.”
Bung Hatta :”Tapi saya tidak
bisa memutuskannya sendiri bagaimana jika sekarang menemui Bung Karno?”
Sutan
Syahrir :”Baiklah kalau begitu.”
Akhirnya mereka menemui Bung Karno yang saat
itu menjabat sebagai ketua PPKI.
Bung Hatta :”Permisi, selamat sore…”
Bung Karno
:”Ya, selamat sore ada perlu apa ya?”
Bung Hatta
:”Apakah Bung sudah tahu tentang berita kekalahan
Jepang?”
Bung Karno
:”Ya…tapi saya belum yakin sepenuhnya tentang berita
tersebut.”
Sutan Syahrir :”Bung apakah kita bisa
memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan PPKI?”
Bung Karno :”Saya rasa tidak
mungkin.Dan saya pun tidak bisa Memutuskanya sendiri.”
Pada hari
berikutnya Bung Karno dan Bung Hatta didampingi oleh Ahmad Soebardjo pergi ke
kantor pemerintah Jepang (Gunseikanbu) untuk mencari Informasi. Usaha itu gagal
karena semua pejabat dipanggil ke Markas Besar angkatan
perang(Gunsereibu),kemudian mereka bertiga pergi ke rumah Laksamana Maeda yaitu
kepala perwakilan angkatan laut Jepang di Jakarta.
Bung Hatta :”Permisi tuan
apakah benar Jepang sudah sudah kalah dan menyerah kepada Sekutu?”
Laksamana Maeda :”Saya bisa mengakui berita
tersebut apabila sudah ada perintah dari Tokyo.”
Sejak
pertemuan itu, Bung Karno dan Bung Hatta yakin bahwa Jepang telah menyerah.
Bung Hatta mengusulkan agar PPKI bersidang tanggal 16-23 Agustus 1945 di kantor
“Cuo Sangi In” di jalan Pejabon Jakarta. Malam harinya utusan pemuda yaitu
Wikana dan Darwis menemui Bung Karno di rumahnya.
Wikana & Darwis :”Bung malam ini kita harus
kobarkan revolusi. Dan bagaimana dengan proklamasi kemerdekaan kita?”
Bung Karno :”Kemerdekaan itu
pasti dilakukan tapi kita harus menunggu karena persiapan nya hampir selasai.”
Sementara
itu Bung Hatta, Ahmad Soebardjo & Dr.Buntaran Muatmodjo tiba di ruamh Bung
Karno
Bung Hatta :”Saya mengetahui
berita tentang pengerahan tentara Jepang dan saya mengusulkan untuk supaya kita
menunggu sikap Jepang terhadap kemerdekaan yang dijanjikan oleh mereka.”
Jawaban tersebut membuat para pemuda tidak
puas.
Wikana :”Kita tidak ingin mengancammu
Bung! Sekarang revolusi ada ditangan kami. kalau Bung tidak revolusi malam ini,
baiklah. Akan tetapi para pemuda akan tidak menjamin keamanan, jika proklamasi
diumumkan.Kami para pemuda akan bertindak dan menunjukan kesanggupan kami untuk
melaksanakan kehendak itu. Pemuda akan melaksanakan revolusi dan darah akan
mengalir.”
Bung Karno :”Jangan aku
diancam!Jangan aku diperintah!Engkau harus mengerjakan apa yang ku
inginkan!Pantang bagiku untuk dipaksa menurut kemauanmu.”
Wikana :”Ini leherku mana masamu?Engkau
bleh penggal kepalaku,engkau bisamembunuhku tapi jangan dikira aku dapat
dipaksa. Untuk mengadakanpertumpahan darah yang sia-sia karena hendak
menjalankan sesuatu menurut kemauan. Saya akan bicarakan dulu dengan
teman-teman yang lainnya.”
Saat
suasana yang tegang tersebut Bung Hatta mengajak berunding keempat tokoh
tersebut. Setelah berunding mereka sepakat jika para pemuda ingin
memproklamasikan kemerdekaan malam itu itu juga, para pemuda dipersilahkan
untuk mencari pemimpin yang lain.
Darwis :”Baiklah kalau itu mau Bung
berdua. Kami tidak ingin menanggung jika sesuatu besok terjadi apabila besok
proklamasi belum diumumkan. Kami akan bertindak sesuai apa yang Bung-Bung
kehendaki.”
Kemudian
para pemuda mengadakan rapat dibelakang gedung Bakteorologi dan memutuskan
untuk mengamankan Bung Karno sekeluarga & Bung Hatta ke
Rengasdengklok.Karena tempat itu terpencil dan jauh dari lalu lintas utama.
Lalu pada subuh 16 Agustus Bung Karno,Ibu fatmawati,Guntur(anak Bung Karno)
& Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok.Dan hilangnya kedua pemimpin PPKI
tersebut mengejutkan A.subardjo. Karena merasa khawatir kepada kedua
pemimpinnya ia mencari informasi.Akhirnya ia mengetahui bahwa Bung Karno_Bung
Hatta berada diluar kota yaitu di Rengasdengklok.Ia segera meminta
kepadaPeminpin Peta & Pejuang Pemuda tersebut untuk mengantarnya ke
rengasdengklok.
A. Soebardjo :”Bisakah anda berdua
mengantarkan saya menemui Bung Karno & Bung Hatta?”
Pimpinan
Peta :”Apa yang
akan kami terima untuk itu?”
A.Soebardjo :”Saya akan menjamin
proklamasi akan diumumkan besok 17 agustus 1945.”
Pemuda
Pejuang :”Ya…saya akan menjaminnya.”
Pimpinan
Peta :”Baiklah
saya akan mengantar anda.”
Pada senja
16 Agustus 1945 ia berhasil menemui Bung Karno & Bung Hatta.
Bung Karno
:”Ada apa anda kesini?”
Bung Hatta
:”Mengapa demikian?”
A.Soebardjo :”Karena anda berdua
sebagai wakil dan ketua tidak hadir dalam rapat tersebut.”
Akhirnya
mereka sepakat untuk kembali ke Jakarta malam itu juga.Dan malam itu juga
mareka mengumpulkan anggota PPKI dan pemimpin kelompok pemuda untuk
membicarakan persiapan proklamasi.Mereka melakukan pembicaraan di kediaman
Laksamana Maeda. Menjelang dini hari 3 orang Pemimpin PPKI merumuskan Teks
Proklamasi di meja makan.
Bung Hatta
:”Bagaimana kalau proklamasi kita buat singkat saja?”
A.Soebardjo
:”Saya setuju dengan usulan Bug Hatta.”
Bung Karno :”Bung Ahmad apakah
anda masih ingat yang terdapat pada Piagam Jakarta, yaitu bab Pembukaan rumusan
UUD 1945?”
A.Sobardjo :”Saya masih ingat
tapi tidak seluruhnya kira-kira seperti ini’Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaan Indonesia’.”
Bung Karno :”Baiklah diputuskan
bahwa itu adalah kalimat pertamanya.”
Bung Hatta :”Menurut saya
pernyataan itu tidak cukup untuk menentukan nasib sendiri, saya menganggap
perlu adanya pernyataan yang menggambarkan dilaksanakannya kemerdekaan
Indonesia. Bagaimana kalau kalimat kedua dari proklamasi yaitu: ‘hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dll., diselenggarakan dengan cara saksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.”
Bung Karno
:”Baiklah sudah diputuskan kalau begitu.”
Selesai
menyusun, ketiga tokoh itu menuju serambi depan untuk menemui para hadirin yang
ada.saat itu waktu sudah menunjukan pukul 04.00 pagi.Lalu ia membacakan hasil
rumusan teks proklamasi yang saat itu msih berupa konsep.
Bung Karno
:”Apakah kalian setuju terhadap konsep rumusan ini?”
Para
hadirin :”Setuju…”
Bung Karno :”Sayuti tolong
ketikan teks proklamasi ini menurut naskah yang menggunakantulisan tangan saya
ini.
Bung Karno :”Marilah,
Saudara-saudara, naskah proklamasi ini kita tanda tangani bersama-sama.”
Bung Hatta :”Ya…seperti
“Declaration of Independence” yang dimiliki oleh Amerika.”
Sukarni :”Tapi ini Indonesia Bung bkannya
Amerika. Bagaimana kalau dua orang saja tapi atas nama Indonesia, yaitu Bung
Karno dan Bung Hatta.”
Para
hadirin :”Baiklah…usulan yang bagus. Kami
semua setuju.”
Bung Hatta
:”Lalu dimanakah tempat pelaksanaan proklamasi?”
Sukarni :”Bagaimana kalau di lapanga IKADA?”
Bung Karno :”Saya keberatan
karena ada kemungkinan akan munculnya gangguan dari Jepang.Bagaimana kalau di
halaman rumah saya pada pukul 10.00 pagi?
Para
hadirin :”Setuju.”
Bung Hatta :”B.M Diah tolong
perbanyak teks terseut dan sebarkankeselurh Indonesia.”
Pada hari
Jum’at17 Agstus 1945, rakyat berbondong-bondong menuju lapangan IKADA.Namun tak
sedikit yang berbaklik menuju kediaman Bung Karno.Bendera telah dijahit oleh
Ibu Fatmawati,tiang bendera yang berasal dari bambu yang tumbuh dibelakang
rumah Bung Karno,Mikrofon yang hanya satu-satunya. Lalu selain hadirin yang
datang semalam juga telah hadir tokoh lain seperti: Dr.Bintaran Marto Atmodjo, KI
Hajar Dewantara, Otto Iskandar Dinata, KH.Mas Mansyur dan yang lainnya pun telah
hadir. Tepat pukul 10.00 WIB, Bung Karno & Bung Hatta melaksanakan
cita-cita perjuangan kemerdekaan. Dengan suara jelas, Bung Karno membaca teks
dengan didahului denga suatu pidato yaitu:
“saudara-Saudara Sekalian” Saya telah
meminta saudara-saudara sekalian hadir disini untuk menyaksikan suatu peristiwa
penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah
berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus
tahun!Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naik dan
ada turunnya, tetapi kita tetap menuju kea rah cita-cita kita. Juga didalam
jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak
berhenti-henti. Didalam jaman Jepang, tampaknya saja kita menyandarkan diri
kepada mereka. Tetapi pada hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri,
tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita
benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita didalam tangan kita
sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangannya sendiri akan
dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami tadi malam telah mengadakan musywarah
dengan pemuda-pemuda rakyat Indonesia.Permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat
bahwa sekaranglah saat datingnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebilatan tekad itu. Denagrlah
proklamasi kita:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan
ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai
pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo
jang sesingkat-singkatnja.
jakarta, hari 17
boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa
Indonesia
Soekarno-Hatta
Demikianlah, saudara-saudara! Kita
sekarang telah merdeka! Tidak ada satupun ikatan lagi yang mengikat tanah air
kita.Mulai saat ini kita menyusun Negara kita. Negara Merdeka, Negara Republik
Indonesia, merdeka kekal dan abadi.Insya Allah, Tuhan akan memberkati
kemerdekaan itu.”
Setelah
upacara selesai sebagian hadirin pulang, lalu sepasukan Jepang datang lalu
berdialog dengan Bung Karno.
Gunseikan
:”Kami diutus oleh gunseikan
untuk datang kemari. Apakakah yang tuan lakukan Soekarno San?”
Bung
Karno :”Memproklamirkan
kemerdekaan kami.”
Gunseikan
:”Tuan tidak boleh
melakukannya.Perintah dari pihak Sekutu kepada kami supaya meneruskan roda
pemerintahan sampai mereka datang.Dan Gunseikan meminta disampaikan tentang
larangan keras untuk menyatakan kemerdekaan.
Bung
Karno :”Tapi
pernyataan itu sudah diucapkan. Saya bau saja mengucapkannya.
Gunseikan
:”Sudahkah?”
Bung
Karno :”Ya…sudah!”
Saat
itu utusan Gunseikan itu marah dan ingin menampar Bung Karno ,tapi ia langsung mengurungkan
niatnya karena pasukan keamanan Indonesia telah siap membela. Penyebaran berita
itu pun tak dapat dibendung lagi dibawah pimpinan Adam Malik para karyawan
Kantor berita Domei mereka menyiarkan proklamasi keseluruh Indonesia, bahkan
keseluruh dunia melalui siaran radio gelombang pendek.
Komentar
Posting Komentar